Minggu, 06 November 2011

Misteri Patung Pancoran

Sosok patung Dirgantara yang sekarang dikenal sebagai patung Pancoran masih meninggalkan seribu tanya. Seperti posisi tangan patung Pancoran yang menghadap Utara, mengapa tidak ke Selatan, atau Timur maupun Barat. Atau, mengapa tangan itu tidak mengarah ke Istana ?

Semua pertanyaan itu belum terjawab, hingga saat ini. Pertanyaan kian meruncing, khususnya bagi kalangan muda yang hanya mengetahui dari sejarah atau cerita tentang patung Pancoran.

Patung gagah bersejarah itu terbuat dari perunggu dengan berat 11 ton dan tingginya 11 meter, berdiri diatas beton setinggi 27 meter dengan posisi landasan yang berbentuk lengkungan. Awalnya disebut patung Dirgantara. Namun, karena letaknya di daerah Pancoran, kemudian berkembang dan disebut menjadi patung Pancoran.

Dirancang oleh Edhi Sunarso, dibuat oleh seniman keluarga Arca dari Yogyakarta, dan diawasi langsung oleh Presiden Soekarno sendiri, patung ini selesai dibangun dalam dua tahun (1964-1965).Bahkan, disebut biaya pembuatan patung Pancoran berasal dari uang pribadi Presiden Soekarno hingga menjual sebuah mobil milik pribadinya.

Cerita tentang patung pancoran pun terus mengalir hingga saat ini. Beberapa kisah menarik diantaranya, tentang misteri acungan tangan patung pancoran yang menunjuk ke arah pelabuhan Sunda Kelapa. Karena, dipercaya sebagai jantung peradaban bangsa Indonesia selama di jajah Belanda. Bahkan, ada juga cerita lain menyebutkan bahwa patung Pancoran menunjuk sebuah lokasi, yang dijadikan tempat menyimpan harta karun Presiden Soekarno yang nilainya sangat besar dan dapat melunasi hutang negara Indonesia.

Patung Pancoran
Sayangnya, monumen bersejarah dan penuh misteri itu saat ini sudah dalam kondisi terjepit. Seiring dengan perkembangan kota Jakarta, hingga patung Pancoran tidak lagi bebas bergerak dan mengganggu pandangannya, karena ditutupi oleh bangunan jalan layang dan tol. Sebaliknya, masyarakat juga tidak lagi leluasa melihat patung Pancoran khususnya warga yang bermukim di wilayah Jakarta Selatan.

Konon, kondisi patung Pancoran saat ini adalah potret sejarah bangsa yang terus mengalami pergolakan. Salah satu penyebabnya adalah, ketidak pedulian terhadap karya-karya bersejarah, seperti yang pernah diungkapkan Presiden Soekarno agar jangan sampai melupakan sejarah yang dikenal dengan sebutan “Jasmerah”.

Berbagai sumber menyebutkan, awalnya pembuatan patung Dirgantara ini dirancang dan Bung Karno dijadikan sebagai modelnya. Sebelum maket patung dikerjakan oleh Edhi Sunarso, Bung Karno berulang-ulang kali memperagakan bagaimana model patung nya harus berdiri. Bahkan Bung Karno rela biaya pembuatannya berasal dari uang pribadinya, dengan menjual sebuah mobil miliknya.

Bahkan, saat itu Presiden Soekarno langsung melakukan pengawasan, sehingga kehadirannya di lokasi pembangunan, kerap merepotkan aparat keamanan yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. Sedangkan alat yang digunakan saat itu sangat sederhana yaitu dengan menggunakan Derek tarikan tangan.

Pertimbangan Presiden Soekarno hingga menentukan lokasi itu untuk tempat patung Dirgantara adalah, karena strategis sekaligus merupakan pintu gerbang kawasan Jakarta Selatan dari lapangan terbang Halim Perdanakusumah serta dekat Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia, pada saat itu yang sekarang sudah menjadi wisma Aldiron.

Berbagai pendapat mengatakan, ide pembuatan patung Dirgantara pertama datang dari Presiden Soekarno. Lalu Presiden juga yang menghendaki agar patung didirikan di bundaran Jalan Jenderal Gatot Subroto sebagai lambang dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang berarti menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa.