Sabtu, 18 Juni 2011

Kisah Tragis Gadis Obesitas Idap Anoreksia

Mallisa Jones tergolek lemah di ranjang sebuah rumah sakit di Inggris. Terdiagnosis menderita anoreksia, harapan hidupnya diperkirakan tersisa enam bulan. Ia bisa bertahan hidup hanya jika bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya yang sangat buruk.

"Dokter mengatakan jika saya tak segera bisa makan dengan baik, enam bulan lagi mungkin saya akan mati," kata gadis 21 tahun itu, seperti dikutip dari laman Mirror.

Mallisa Jones (mirror.co.uk)
Syarat sembuh terdengar mudah: makan teratur dengan gizi seimbang. Tapi bagi Mallisa, makan adalah hal paling menyiksa saat ini. Dalam sehari, ia hanya mampu mengasup makanan 300 kalori, dari kebutuhan normal 2.000 kalori sehari. "Sejak operasi lambung saya selalu kesakitkan jika makan."

Mallisa melakukan operasi mempersempit ukuran lambung, 2008 silam. Ia terpaksa melakukannya untuk menekan risiko penyakit yang mulai mengancam akibat bobot tubuh yang menyentuh 215,9 kilogram. Lemak tubuhnya mulai menekan sejumlah organ penting. Bahkan, ia harus memakai masker oksigen saat tidur.

Dokter memintanya segera menurunkan berat badan. Jika tidak, Mallisa yang kala itu masih 17 tahun dikhawatirkan tak akan hidup sampai usia 18 tahun. Operasi penyempitan lambung dilakukan sebagai cara instan untuk menurunkan berat badannya.

Hanya 18 bulan usai operasi itu, berat badannya susut 139,7 kilogram. Namun, penyusutan terjadi tanpa kendali. Di usia 21 tahun, bobot gadis setinggi 173 sentimeter itu hanya tersisa 50,8 kilogram dengan 15,8 kilogram bobot kulit yang menggelambir akibat penurunan berat badan cukup ekstrim.

"Saya tidak tahan melihat diriku telanjang di depan cermin. Gelambir kulit itu sangat membuat tubuhku tampak berantakan," katanya. "Saya juga sering mengalami kram perut jika makan terlalu banyak, tak jarang saya harus berjalan menyeret kaki saat kram menyerang."

Mallisa seperti keluar kandang singa masuk ke lubang buaya. Operasi penyempitan lambung mungkin telah menyelamatkannya dari penyakit mematikan akibat obesitas, tapi operasi itu mengantarnya ke siksaan baru yang tak kalah mematikan.

Makan dalam jumlah kecil sudah membuat perutnya kram hebat. "Saya tidak sengaja membuat diri sendiri kelaparan, tapi sekarang saya lebih memilih mati daripada memaksakan diri untuk makan," ujar gadis asal Selby, North Yorkshire itu. "Saya menyesal melakukan operasi lambung."

Di tengah frustasi, Mallisa harus bisa makan setidaknya 500 sampai 1.000. "Saya harus bertahan hidup dengan makan. Saya mencoba, tapi sangat sulit," ujarnya.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/226171-kisah-tragis-gadis-obesitas-idap-anoreksia