Tampilkan postingan dengan label Penyakit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penyakit. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Februari 2012

Pelopor Pencegahan Penyakit dengan Vaksinasi

Pada pertengahan tahun 1800-an Louis Pasteur melakukan penelitiannya, suatu masa ketika para dokter belum memiliki gambaran yang jelas untuk menangani tentang bagaimana suatu penyakit dan bagaimana terjadi penularannya. Mereka juga belum mempunyai cara untuk mencegah atau mungkin bisa menyembuhkanya penyakit yang telah diderita sebagian orang saat itu.

Louis Pasteur Pelopor Pencegahan Penyakit dengan Vaksinasi


Melalui eksperimen yang teliti menggunakan mikroba, Pasteur menunjukkan bagaimana kehidupan mikroba dapat berpindah pada manusia dan hewan melalui air, makanan, dan udara. Hal ini membuat beliau merasa sangat yakin bahwa mikroba merupakan penyebab penyakit yang dapat dikendalikan. Beliau menghasilkan suatu teknik yang disebut pemvaksinan, yang membantu manusia dan hewan memiliki daya tahun terhadap suatu mikroba lalu memberi perlindungan dari serangan penyakit yang diakibatkannya.

Jumat, 02 Desember 2011

8 Mitos Hoax Seputar Penyakit HIV-AIDS

Sobat Uniqer's, hari AIDS Sedunia yaitu setiap 1 Desember, diperingati untuk menumbuhkan kesadaran akan bahayanya penyakit HIV/AIDS. Apalagi kasus penyakit HIV/AIDS ini di Indonesia tiap tahun makin meningkat. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan dalam penyebarannya. Pada 2005, tercatat 5.321 orang terinfeksi HIV dan AIDS sementara pada bulan September 2010 tercatat 22.726 orang.

Agar informasi yang beredar tentang HIV/AIDS tidak menyesatkan dan tidak memunculkan prasangka dan stigma buruk terhadap ODHA (orang dengan HIV/AIDS), kenali mitos dan fakta seputar virus dan penyakit mematikan berikut ini, seperti dikutip dari about.com.

1. Orang yang baru didiagnosis HIV/AIDS akan segera meninggal
Fakta: Pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Karena, orang yang telah terdiagnosis tertular HIV/AIDS, terbukti bisa hidup lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Pemakaian obat, program pengobatan yang baik, dan pemahaman yang lebih baik tentang virus ini memungkinkan mereka yang terinfeksi untuk hidup normal, sehat, dan tentunya tetap hidup produktif.

2. HIV/AIDS bisa disembuhkan lewat pengobatan alternatif
Fakta: Tak sedikit orang mengklaim mampu menyembuhkan secara alternatif. Tapi, kenyataannya sekarang ini belum ditemukan obat untuk mengalahkan HIV/AIDS. Jadi, hati-hati terhadap klaim atau penyembuhan mukjizat.

3. Dokter umum bisa mengobati HIV dan AIDS
Fakta: para ahli percaya bahwa dengan kompleksitas HIV dan AIDS, berarti hanya dokter spesialis kasus ini yang mampu merawat ODHA. Pastikan untuk memilih dokter tepat untuk merawat pasien HIV/AIDS secara teratur.

4. HIV/AIDS tidak bisa tertular lewat seks oral
Fakta: Sekali lagi, ini tidak benar dan ini mitos yang sangat berbahaya. Kondom harus tetap digunakan setiap kali melakukan hubungan seksual, anal, dan oral.

5. Mengidap HIV/AIDS tidak bisa punya anak
Fakta: Wanita yang hidup dengan HIV/AIDS tetap bisa hamil dan memiliki keturunan. Untuk mengurangi risiko penularan HIV, maka harus menjalani pengobatan untuk mengendalikan infeksi.

6. Usia di atas 50 tidak akan tertular HIV/AIDS
Fakta: Ini tidak benar, karena banyak kasus HIV/AIDS yang ditemukan pada usia di atas itu. Virus ini bisa menyerang segala usia.

7. Pasangan yang sama-sama kena HIV/AIDS, tak perlu pakai ‘pengaman’
Fakta: Tidak benar. Ahli menilai justru bila mereka tidak menggunakan kondom, bisa lebih
paran dan proses pengobatan menjadi lebih sulit.

8. HIV/AIDS hanya bisa menularkan kaum gay dan pengguna narkoba
Fakta: HIV/AIDS dapat menginfeksi siapa saja. Bahkan, bayi, wanita, manula di atas 50 tahun, remaja, kulit hitam, putih dan hispanik. Orang-orang yang memiliki perilaku berisiko HIV/AIDS tetap dapat terinfeksi.
 Source 

Rabu, 12 Oktober 2011

Operasi Wajah Menggunakan Wajah Mayat

Sobat Uniqer's, Rafael 34 tahun yang memiliki transplantasi wajah. Selama 30 jam, lebih dari 100 petugas medis di Seville Virgen del Rocio bekerja pada operasi ini. Pria ini menderita tumor wajah yang disebabkan oleh penyakit neurofibromatosis. Dia menjalani operasi plastik, dan sekarang bagian bawah wajahnya tampak jauh lebih baik karena Rafael menerima transplantasi wajah yang lebih rendah. Dokter mengembalikan bagian wajah yang cacat karena tumor. Ini adalah kedua kalinya seperti operasi telah dilakukan di Spanyol. Meskipun dalam prosedur ini dilakukan pada bulan Januari 2010, pertama kali Rafael muncul di depan publik adalah 4 Mei 2011.


Dia muncul di hadapan media di Rumah Sakit Virgen del Rocio di Seville, selatan Spanyol, di mana ia menjalani operasi selama 30 jam pada tanggal 26 dan 27. Dia telah meninggalkan rumah sakit dan mengatakan dia bisa merasakan sakit, panas dan dingin di wajahnya - dan bahkan mulai mencukur.

Rafael masih memiliki kesulitan dalam berbicara jelas, karena ia tidak dapat kendali penuh atas lidahnya untuk tiga bulan.Wajahnya juga masih meradang. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia adalah penggemar Seville football team Real Betis dan melihat ke depan untuk kembali ke stadion mereka untuk menonton pertandingan.


Rafael muncul di konferensi pers bersama ibunya dan adik Juana Belen, yang memegang tangannya.
Dia meminta privasi untuk dihormati, mengatakan: "Tolong, setelah konferensi pers Aku ingin kalian meninggalkan aku, keluarga dan teman-teman saya dalam ketenangan" dokter mengatakan transplantasi wajah dari jaringan donor lebih rendah dua pertiga dari wajahnya.



Bagian pertama dari transplantasi membuang jaringan wajah, pembuluh darah dan ujung saraf dari donor. Bagian kedua menempatkan wajah pada pasien. Rafael menghabiskan lima minggu di ruang perawatan intensif dan seminggu di unit luka bakar sebelum dipindahkan ke tempat tidur rumah sakit biasa 15 Maret.Tim dokter bedah plastik menghabiskan setahun untuk berlatih operasi pada tubuh dan simulator komputer 3D.

Dia menambahkan bahwa Rafael "sudah bisa menelan dengan normal" dan dalam tiga bulan ia akan memiliki mobilitas normal di wajahnya. Dr Gonzalez Padilla mengatakan pasien "mengakui sendiri" ketika dia pertama kali melihat dirinya di cermin setelah operasi, dan menambahkan: "Dia tidak melihat dirinya sebagai rakasa, pada kenyataannya dia pikir dia terlihat lebih muda."

Rafael pernah menderita penyakit neurofibromatosis kongenital, tipe 1 yang sebelumnya dikenal sebagai von Recklinghausen , masalah genetik yang menyebabkan sel tumbuh tidak normal, sejak lahir. Dia memiliki tumor jinak pada dua pertiga dari wajahnya .

Dr Gomez Cia mengatakan untuk Rafael "tidak ada alternatif rekonstruksi kecuali untuk transplantasi jaringan dari donor pasien lain yang sudah mati". Sejak operasi Rafael, ahli bedah di Barcelona telah melakukan transplantasi wajah penuh pertama di dunia. Seorang petani yang wajahnya cacat dalam kecelakaan penembakan lima tahun lalu menjalani operasi di kota Vall d'Hebron Rumah Sakit.
 Source 

Sabtu, 01 Oktober 2011

Sakit Langka, Tubuh Gadis Ini Tanpa Hormon

Sobat Uniqer's, Usia Poppy Webb-Jones sudah 17 tahun. Ia lebih menyukai menghabiskan waktu dengan mainannya semasa kecil. Hasratnya terhadap lawan jenis sama sekali tak tumbuh. Ia juga tak memiliki keinginan untuk mulai mempercantik diri seperti gadis seusianya.

Selamanya Poppy tak akan bisa merasakan pubertas. Terlahir tanpa hormon, ia didiagnosis mengalami kelainan langka, yang membuatnya tak memiliki semua jenis hormon penting bagi kehidupan. Dunia medis menyebutnya panhypopituitarism.

Poppy Webb-Jones
Gadis asal Inggris itu tak bisa mengalami lonjakan emosional yang biasa dialami para remaja yang menginjak usia pubertas. Ia bahkan memiliki risiko tinggi mengalami kematian dini.

Selain tak memiliki hormon estrogen yang memengaruhi pubertasnya, ia juga tak memiliki hormon pertumbuhan. Artinya, tulang-tulangnya berhenti tumbuh di usia sekitar 11 tahun. Ia tak memiliki hormon tiroksin yang mengatur metabolisme dan kadar energi.

"Karena tak memiliki estrogen, ovariumnya juga tak berkembang untuk menghasilkan sel telur yang sehat, bahkan dengan terapi hormon sekalipun. Sungguh membuat kami terpukul dan menangis," kata sang ibu, Karen, seperti dikutip The Sun.

Yang paling berbahaya adalah, tubuhnya tak mampu menghasilkan hormon kortisol yang penting mengatur reaksi tubuh terhadap stres. "Kami hampir kehilangan dia, kami baru tahu kondisi itu dua tahun lalu. Ia selalu tampak lemah dan kekurangan energi dan kerap berakhir di rumah sakit," kata Karen.
 Source 

Senin, 12 September 2011

King 'Neon', Menyala dalam Gelap, Musuh AIDS

Dunia saat ini menghadapi dua pandemi AIDS, satu pada manusia, dan satu lainnya pada kucing domestik. Virus yang bertanggungjawab -- baik human immunodeficiency virus (HIV) pada manusia dan feline immunodeficiency virus (FIV) pada kucing, relatif sama.

Dalam upaya menanggulangi AIDS, para ilmuwan menciptakan kucing neon alias kucing yang bisa menyala. Berasal dari DNA kucing domestik yang dimodifikasi dengan gen yang berfungsi melawan virus semacam HIV.

Lantas, bagaimana mereka bisa menyala? Gen ubur-ubur neon adalah jawaban dari pertanyaan ini. Unsur neon membuat ubur-ubur menyala hijau di bawah sinar ultraviolet membuat kucing bisa nampak menyala.

Penelitian bertujuan, menunjukkan, bahwa protein alami yang bisa mencegah AIDS pada monyek macaque bisa melakukan hal yang sama pada kucing.

Dua gen tersebut dikaitkan, gen DNA ubur-ubur berfungsi melacak protein gen satunya. Jika seekor kucing bersinar kehijauan di bawah sinar ultraviolet, itu artinya protein telah diproduksi dalam jaringannya. Dan bahwa teknik tersebut telah bekerja. Sifat menyala dalam gelap ini juga dimungkinkan menurun.

Pencipta kucing rekayasa genetika itu mengatakan, penelitian akan mempercepat pencarian vaksin dan pengobatan HIV -- virus penyebab AIDS yang membuat 30 juta orang terinfeksi. Juga pada hewan.

Di masa depan, orang bisa membeli hewan peliharaan yang kebal sejumlah penyakit, mengurangi biaya pergi ke dokter hewan untuk mendapatkan vaksinasi.

Namun para kritikus mengatakan teknik tersebut berimplikasi pada kesejahteraan hewan. Mereka minta para ilmuwan harus mengurangi jumlah hewan dalam percobaan mereka.

Sebaliknya, para peneliti Mayo Clinic di AS mengklaim, pihaknya menggunakan virus tak berbahaya untuk mentransfer gen ke dalam sel telur binatang.

Satu gen membuat protein neon, gen yang lain memproduksi protein untuk melawan FIV -- semacam HIV pada kucing. Telur itu kemudian dibuahi melalui IVF dan ditanamkan pada ibu pengganti.

Sebanyak 22 kali percobaan menghasilkan lima bayi kucing -- tiga di antaranya selamat. Dua dari tiga bayi kucing yang hidup sehat, sementara lainnya menderita masalah kesehatan.
 Source 

Minggu, 17 Juli 2011

Ponsel Tak Sebabkan Tumor Otak?

Menggunakan ponsel selama bertahun-tahun ternyata tidak akan menambah resiko orang terkena penyakit kanker otak jinak. Demikian hasil dari sebuah riset terakhir yang dilakukan oleh ilmuwan Denmark.

Riset yang melibatkan pengumpulan data dari 2,9 juta orang Denmark, itu menyimpullkan bahwa para pengguna ponsel selama 11 tahun atau lebih, tidak memiliki tumor jenis ini, atau disebut juga dengan nama vestibular schwannomas.

Ponsel Tak Sebabkan Tumor Otak
Hasil penemuan ini kontradiktif dengan banyak penelitian sebelumnya. Ilmuwan dari Denmark ini mengatakan bahwa mereka tidak menemukan hubungan jangka panjang antara ponsel dengan perkembangan tumor itu.

Vestibular schwannomas adalah penyakit tumor ringan yang secara teoritis timbul dari energi yang terserap oleh otak dari medan elektromagnet yang dihasilkan oleh ponsel. Pada riset sebelumnya, World Health Organization mengklasifikasikan ponsel sebagai penyebab potensial kanker (karsinogen).

Riset yang dilakukan oleh ilmuwan Denmark ini adalah salah satu yang terbesar untuk meneliti masalah ini. Penelitian ini hanya mendata berapa lama seseorang telah menjadi pengguna ponsel. Namun, tidak mendata seberapa sering orang tersebut menggunakan ponsel.

Menurut, David Savitz, seorang profesor dari Brown University yang duduk dalam panel penelitian WHO itu, penemuan terbaru ini menjadi salah satu pembuktian ketiadaan hubungan antara pemakaian ponsel dengan peningkatan resiko vestibular schwannomas. Namun, kata Savitz, penelitian di bidang ini masih perlu terus dilakukan.

Vestibular schwannomas tumbuh di sekitar sel otak dan melibatkan fungsi pendengaran dan keseimbangan seseorang. Tumor ini akan menyebabkan seseorang kehilangan pendengaran, pusing-pusing, serta kehilangan keseimbangan.

Bila tumor ini tumbuh semakin besar, tumor ini mungkin akan menekan daerah-daerah otak yang penting sehingga bisa juga mengancam jiwa pengidapnya.

Karena tumor jenis ini adalah tumor yang pertumbuhannya sangat lambat, jadi masih ada kemungkinan tumor ini diketahui setelah lebih dari 11 tahun. Oleh karenanya, para peserta penelitian musti terus dimonitor untuk mengetahui perkembangan vestibular schwannomas, dalam tubuh mereka.
http://teknologi.vivanews.com/news/read/233801-ponsel-tak-sebabkan-tumor-otak-

Rabu, 29 Juni 2011

Berjemur Kurangi Risiko Kanker Payudara

Berjemur di bawah sinar matahari pagi terbukti bermanfaat bagi kesehatan khususnya tulang untuk segala usia, bayi, anak, remaja hingga orang dewasa. Sebuah studi terbaru menemukan, wanita yang berjemur tiga jam setiap hari mampu mengurangi risiko terkena kanker payudara hingga 50 persen.

Serangkaian studi menunjukkan, eksposur rutin sinar matahari memiliki efek anti-kanker yang kuat dengan merangsang produksi vitamin D di kulit. Tes di laboratorium menunjukkan, sel-sel payudara mampu mengkonversi vitamin D menjadi sifat anti-kanker.

Seperti dikutip laman Daily Mail, peneliti asal Kanada membandingkan 3.101 penderita kanker payudara dengan 3.471 wanita sehat yang tidak menderita tumor.

Masing-masing ditanyai, seberapa banyak waktu yang mereka habiskan di luar ruangan antara April dan Oktober selama empat tahap kehidupan, mulai dari usia remaja, di usia dua puluhan , tiga puluhan, empat puluhan dan lima puluhan serta usia 60-74 tahun.

Hasilnya, seperti dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, menunjukkan wanita yang memiliki setidaknya 21 jam seminggu terkena paparan sinar ultraviolet (UV) matahari di usia remaja, berkurang 29 persen kemungkinan untuk mendapatkan kanker daripada mereka yang mendapatkan paparan sinar matahari kurang dari satu jam sehari.

Bagi wanita usia empat puluhan dan lima puluhan yang melakukan aktivitas rutin berjemur, risiko turun 26 persen. Untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun, risiko mengalami tumor juga berkurang.

Manfaat sinar matahari pagi ini juga bisa dirasakan para kaum adam. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa pria yang memperoleh vitamin D dari sinar matahari dengan jumlah yang direkomendasikan juga bisa mengurangi dampak terserang penyakit jantung dan stroke.

Penelitian AS, yang diikuti oleh hampir 119ribu orang dewasa selama dua dekade menemukan pria yang mendapatkan 600 IU vitamin D per hari , 16 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan masalah jantung atau stroke dibandingkan pria yang mendapat asupan vitamin D kurang dari 100 IU per hari.

Namun perlu diingat, temuan ini harus diseimbangkan dengan risiko terjadinya kanker kulit akibat paparan sinar matahari berlebih. Untuk itu, lakukan aktivitas berjemur hanya di waktu pagi hari, sejak pukul 07.00 hingga 09.00 saat sinar matahari tak terlalu menyengat.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/229788-berjemur-kurangi-risiko-kanker-payudara